Sesaat gerakan cekat tangan ini terhenti dalam mentata tumpukan
buku dan map. Mata ini tertuju pada sebuah benda yang menyatu dalam
tumpukan buku itu. Map berwarna biru muda. Polos. Di dalamnya terdapat
tumpukan berkas. Sangat mengganggu. Aku terdiam. Rasanya ingin kembali
ku ulang aktivitasku sedari tadi agar tak menemukan barang itu. Inginku
memejamkan mata. Berharap barang itu lekas sirna dari pandanganku. Tapi,
apalah daya. Semua tak mungkin terulang. Sudah terlanjur terjadi.
sesegera mungkin, ingin dengan cepat aku kembali menata tumpukan
buku itu. Tidak terkecuali dengan map biru itu. Ingin ku masukan dalam
tumpukan paling bawah dan tidak mudah tersentuh. Juga tidak mudah
ditemukan.
ahh, tapi aku tak mampu menolak kata hati. Entah, atas dasar apa
pula aku ingin melihat kembali berkas-berkas itu. Sekali saja -setelah
kejadian itu- aku merasakan kembali perjalanan kala itu. Perjalanan
penuh kenangan. Penuh kebersamaan.
tangan itu dengan hati-hati memberanikan diri untuk menyentuhnya.
Pelan. Ku buka map dengan perasaan campur aduh. Berdebar. Jantung
rasanya berdetak lebih dari biasanya. Memori dalam ingatan ini terpaksa
harus terputar kembali. Hadir di masa lalu. Masa yang sudah aku tutup
dalam lembaran hidupku. Masa yang aku anggap telah sirna dan pergi dalam
potongan episode perjalananku.
lembar demi lembar aku buka isi dalam map itu. Sebuah buku catatan
kombinasi warna biru dan pink menjadi urutan pertama dalam tumpukan
itu. Dilanjutkan dengan setumpuk dokumentasi dan yang paling bawah
terdapat sebuah buku kecil bertuliskan "kita dan perjalanan".
perlahan aku mencoba membuka buku catatanku. Satu per satu, lembar
demi lembar. Pelan. Aku baca dengan seksama. Perlahan. Tanpa
menghilangkan sebait kalimatpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar