[Baca dan jangan lewatkan
sebaris katapun dalam tulisan ini, atau akan kehilangan keindahan cerita]
"ceria, bikin
ganbatte, allahuakbar"
Mungkin, kata itu yang
kini menjadi pengikat kita. Pengikat akan padatnya aktivitas dan lelahnya raga
menjalankan. Tapi, di sinilah semua itu bermula. Menjalin ukhuwah, membentuk
keluarga baru. Kata itu, mungkin tak memiliki makna apa-apa, bahkan mungkin tak
ada artinya. Tapi, bagi saya, itu kata-kata bersejarah. Ingatkah kalian?
Bukankah kata itu yang mengawali kebersamaan kita? Yang mampu mengikat dan
memupuk kekeluargaan kita yang masih seumur jagung ini.
Bermula ketika upgrading
pengurus, kita mengukir cerita, mengukir canda, tawa, lelah bersama. Mungkin
ini skenario allah, yang mempertemukan kita dalam keadaan suka sekaligus duka
(ehh, lelah deng).
Spontanitas, ketika DPO
meminta setiap departemen membuat jargon dan yel-yel, "ceria, bikin
ganbatte, allahuakbar" menjadi pilihan kita. Sebenarnya dulu sudah
dibuatkan sama ujang, tapi banyak yang belum tau musiknya dan susah menghafal
dalam waktu yang singkat. Akhirnya kita memilih kata yang singkat dan mudah
diingat.
Sudah menjadi skenario
DPO, bahwa keberangkatan kita menuju tempat upgrading diserahkan pada kita.
Dengan modal 10.000 per orang, peta tujuan dan satu media (HP) kita
dipersilahkan menuju lokasi. Akhirnya, kita memutuskan untuk naik transjogja
dan dilanjutkan dengan naik bus jogja-solo.
Mungkin, ini menjadi
skenario Allah, bahwa departemen kaderisasi harus menjaga sdm didalamnya. Saat
kita belum dapat bus, kita sudah disusul oleh departemen kaderisasi. Akhirnya
kita naik transjogja. Dua departemen, media dan kaderisasi. Seperti bus sewaan,
isi dalam bus itu mayoritas dari km al fatih. Tapi, kita akhirnya berpisah.
Kita turun di halte (lupa namanya) untuk menunggu bus jogja-solo. Sedangkan
dari departemen kaderisasi masih lurus. Sebenarnya, satu tujuan (untuk menunggu
bus jogja-solo) hanya saja tepat nunggunya berbeda.
Sembari menunggu bus
lewat, kita berinisiatif untuk foto terlebih dahulu. Aah, mungkin begitu
setianya anak kaderisasi. Ternyata, tanpa kita sadari, kita ketambahan satu
orang. Ada satu anak kaderisasi yang turun di halte bareng kita, namanya vita.
Kalut dan bingung, bukan apa-apa, yang jadi pertanyaan utama adalah,
"emang uang kita cukup nggak?".
Akhirnya kita naik bus
jogja-solo. Perjalanan yang belum seberapa, kita melihat di depan ada rombongan
yang menunggu bus, dan itu ternyata teman-teman dari kaderisasi. Pada akhirnya,
Vita dapat kembali bersama rombongannya, canda dan tawa seketika muncul.
Lagi-lagi, pertemuan harus
ada perpisahan. Karena tidak tau jalan (walaupun tau tempat) akhirnya, kita
turun di tengah perjalanan. Kirain sudah sampai. Turun tepat di indomaret.
Tapi, ketika melihat tulisan di jalan tertulis "jalan solo KM 10".
What??? KM 10? :o padahal lokasi upgrading adalah KM 13. Dengan diskusi yang
tidak terlalu panjang, akhirnya kita memutuskan untuk menjadi penjelajah. Sang
penakluk jalan. Berlajan kaki sebanyak 3 KM.
Tapi banyak hal yang kita
peroleh dalam perjalanan itu, utamanya adalah angel untuk foto, banyak lokasi
yang bagus untuk pengambilan gambar. Di samping itu, kita juga punya satu
cerita lucu. Melihat jalan solo yang begitu lurus dari ujung barat ke ujung
timur, dan ada trotoar di tengah jalan yang lurus mengikuti jalan. Inisiatif
kita pun muncul. Berjalan di tengah jalan. Akhirnya, kita sama-sama berpindah
haluan untuk menjadi penguasa jalan. Berjalan di tengah-tengah jalan raya.
Tapi, saat itu terjadi misscom dengan kadept kita, mas adit. Mas adit malah
nyebrang sampai keujung selatan. Selama 1,5 km kita berjalan terpisah, kita ada
di tengah dan mas Adit ada di pinggir selatan (sendiri).
Bukan anak medja namanya
kalau tidak berfikir out of box.
Melihat kejadian itu harusnya kita merasa kasian tapi malah kita manfaatkan
untuk foto-foto. Sudah kita setting sebelumnya memang, dengan kostum kerudung
merah (putri), baju putih dan bawahan hitam. Anggel yang pas dengan posisi yang
tidak biasa. Di tengah jalan. Kata mas Risang sih, "kayak lampu taman
berjalan".
Setelah melalui perjalanan
yang cukup melelahkan, akhirnya sampailah kita pada ujung penantian selama
2jam-an. KM 13. Oke, sampai di tempat itu kita melihat ada pohon yang cukup
teduh. Cukuplah sebagai tempat istirahat sementara kita sebelum melanjutkan
perjalanan. Karena uang kita masih sisa, akhirnya kita putuskan untuk beli es.
Sedikit melepas dahaga kita selama perjalanan, ditemani teriknya matahari yang
begitu setia.
Entah, karena niat kita
yang udah tidak di ridhoi atau terlalu lama dalam perjalanan. Di tengah
istirahat, kembali inisiatif itu muncul.
"kita tunggu aja di
sini. Nanti kita kerjain departemen lain. Kita pura-pura ditugaskan untuk
menjaga pos ini sama DPO."
Tanpa berfikir panjang,
akhirnya kita menyetujui ide itu. Secara kita kelompok pertama yang berangkat
menuju lokasi, pasti di belakang kita masih ada sekitar 4/5 kelompok. Jadi kita
santai-santai saya beristirahat.
Tapi, sangat memalukan,
ide cemerlang kita tidak direstui. Tiba-tiba ada DPO yang naik motor dari
lokasi. Setelah kita tanya di lokasi sudah ada berapa kelompok. Terjawablah, di
sana sudah ada 5 kelompok. Apa? 5 kelompok? Itu berati kita kelompok terakhir
yang sampai? Segera kita menyusun strategi untuk menjawab pertanyaan dan membela
diri ketika sampai di lokasi. Secara, sangat tidak logis ketika berangkat
pertama sampai terakhir kalau tidak kesasar.
Kita akhirnya melanjutkan
perjalanan, yang ternyata masih sekitar 2 km menuju lokasi. Tapi, ada hal yang
tidak biasa yang kita lakukan, foto di tengah rel kereta api. Ahh, itu mungkin
angel yang sulit di peroleh sama teman-teman yang lain. Banyak cerita, canda
dan tawa diantara kita, hingga akhirnya, kita sampai di lokasi. Total perjalanan 5 km.
Melelahkan, tapi lelah itu
terbayar dengan kebersamaan.
***
Cerita hari kedua
Kala itu, memang tidak
semua hadir. Squad medja hanya ber-7. Yah, akhirnya penugasan seadanya dan
sebisanya. Karena kita tidak membawa ubi, jagung ataupun pisang, penugasan yang
diberikan DPO, kita tidak mendapat bagian sarapan. T.T
Untung sarapannya di
tempat terbuka, jadi kembali lagi medja beraksi. Karena tidak sarapan, kita
putuskan waktu sarapan digunakan untuk foto-foto.
Ahh, mungkin medja terlalu
identik dengan kenarsisan (kecuali saya). Tapi semua membuahkan hasil, entah
karena dpo kasihan sama medja yang melakukan perjalanan 5km, atau memang medja
tercetar mebahana, akhirnya kita memperoleh penghargaan departemen ter-oke. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar