Sabtu, 15 Juni 2013

Karena MedJa Punya Cerita



[Baca dan jangan lewatkan sebaris katapun dalam tulisan ini, atau akan kehilangan keindahan cerita]

"ceria, bikin ganbatte, allahuakbar"
Mungkin, kata itu yang kini menjadi pengikat kita. Pengikat akan padatnya aktivitas dan lelahnya raga menjalankan. Tapi, di sinilah semua itu bermula. Menjalin ukhuwah, membentuk keluarga baru. Kata itu, mungkin tak memiliki makna apa-apa, bahkan mungkin tak ada artinya. Tapi, bagi saya, itu kata-kata bersejarah. Ingatkah kalian? Bukankah kata itu yang mengawali kebersamaan kita? Yang mampu mengikat dan memupuk kekeluargaan kita yang masih seumur jagung ini.
Bermula ketika upgrading pengurus, kita mengukir cerita, mengukir canda, tawa, lelah bersama. Mungkin ini skenario allah, yang mempertemukan kita dalam keadaan suka sekaligus duka (ehh, lelah deng).
Spontanitas, ketika DPO meminta setiap departemen membuat jargon dan yel-yel, "ceria, bikin ganbatte, allahuakbar" menjadi pilihan kita. Sebenarnya dulu sudah dibuatkan sama ujang, tapi banyak yang belum tau musiknya dan susah menghafal dalam waktu yang singkat. Akhirnya kita memilih kata yang singkat dan mudah diingat.
Sudah menjadi skenario DPO, bahwa keberangkatan kita menuju tempat upgrading diserahkan pada kita. Dengan modal 10.000 per orang, peta tujuan dan satu media (HP) kita dipersilahkan menuju lokasi. Akhirnya, kita memutuskan untuk naik transjogja dan dilanjutkan dengan naik bus jogja-solo.
Mungkin, ini menjadi skenario Allah, bahwa departemen kaderisasi harus menjaga sdm didalamnya. Saat kita belum dapat bus, kita sudah disusul oleh departemen kaderisasi. Akhirnya kita naik transjogja. Dua departemen, media dan kaderisasi. Seperti bus sewaan, isi dalam bus itu mayoritas dari km al fatih. Tapi, kita akhirnya berpisah. Kita turun di halte (lupa namanya) untuk menunggu bus jogja-solo. Sedangkan dari departemen kaderisasi masih lurus. Sebenarnya, satu tujuan (untuk menunggu bus jogja-solo) hanya saja tepat nunggunya berbeda.
Sembari menunggu bus lewat, kita berinisiatif untuk foto terlebih dahulu. Aah, mungkin begitu setianya anak kaderisasi. Ternyata, tanpa kita sadari, kita ketambahan satu orang. Ada satu anak kaderisasi yang turun di halte bareng kita, namanya vita. Kalut dan bingung, bukan apa-apa, yang jadi pertanyaan utama adalah, "emang uang kita cukup nggak?".
Akhirnya kita naik bus jogja-solo. Perjalanan yang belum seberapa, kita melihat di depan ada rombongan yang menunggu bus, dan itu ternyata teman-teman dari kaderisasi. Pada akhirnya, Vita dapat kembali bersama rombongannya, canda dan tawa seketika muncul.
Lagi-lagi, pertemuan harus ada perpisahan. Karena tidak tau jalan (walaupun tau tempat) akhirnya, kita turun di tengah perjalanan. Kirain sudah sampai. Turun tepat di indomaret. Tapi, ketika melihat tulisan di jalan tertulis "jalan solo KM 10". What??? KM 10? :o padahal lokasi upgrading adalah KM 13. Dengan diskusi yang tidak terlalu panjang, akhirnya kita memutuskan untuk menjadi penjelajah. Sang penakluk jalan. Berlajan kaki sebanyak 3 KM.

Tapi banyak hal yang kita peroleh dalam perjalanan itu, utamanya adalah angel untuk foto, banyak lokasi yang bagus untuk pengambilan gambar. Di samping itu, kita juga punya satu cerita lucu. Melihat jalan solo yang begitu lurus dari ujung barat ke ujung timur, dan ada trotoar di tengah jalan yang lurus mengikuti jalan. Inisiatif kita pun muncul. Berjalan di tengah jalan. Akhirnya, kita sama-sama berpindah haluan untuk menjadi penguasa jalan. Berjalan di tengah-tengah jalan raya. Tapi, saat itu terjadi misscom dengan kadept kita, mas adit. Mas adit malah nyebrang sampai keujung selatan. Selama 1,5 km kita berjalan terpisah, kita ada di tengah dan mas Adit ada di pinggir selatan (sendiri).

Bukan anak medja namanya kalau tidak berfikir out of box. Melihat kejadian itu harusnya kita merasa kasian tapi malah kita manfaatkan untuk foto-foto. Sudah kita setting sebelumnya memang, dengan kostum kerudung merah (putri), baju putih dan bawahan hitam. Anggel yang pas dengan posisi yang tidak biasa. Di tengah jalan. Kata mas Risang sih, "kayak lampu taman berjalan".

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya sampailah kita pada ujung penantian selama 2jam-an. KM 13. Oke, sampai di tempat itu kita melihat ada pohon yang cukup teduh. Cukuplah sebagai tempat istirahat sementara kita sebelum melanjutkan perjalanan. Karena uang kita masih sisa, akhirnya kita putuskan untuk beli es. Sedikit melepas dahaga kita selama perjalanan, ditemani teriknya matahari yang begitu setia.

Entah, karena niat kita yang udah tidak di ridhoi atau terlalu lama dalam perjalanan. Di tengah istirahat, kembali inisiatif itu muncul.
"kita tunggu aja di sini. Nanti kita kerjain departemen lain. Kita pura-pura ditugaskan untuk menjaga pos ini sama DPO."
Tanpa berfikir panjang, akhirnya kita menyetujui ide itu. Secara kita kelompok pertama yang berangkat menuju lokasi, pasti di belakang kita masih ada sekitar 4/5 kelompok. Jadi kita santai-santai saya beristirahat.
Tapi, sangat memalukan, ide cemerlang kita tidak direstui. Tiba-tiba ada DPO yang naik motor dari lokasi. Setelah kita tanya di lokasi sudah ada berapa kelompok. Terjawablah, di sana sudah ada 5 kelompok. Apa? 5 kelompok? Itu berati kita kelompok terakhir yang sampai? Segera kita menyusun strategi untuk menjawab pertanyaan dan membela diri ketika sampai di lokasi. Secara, sangat tidak logis ketika berangkat pertama sampai terakhir kalau tidak kesasar.
Kita akhirnya melanjutkan perjalanan, yang ternyata masih sekitar 2 km menuju lokasi. Tapi, ada hal yang tidak biasa yang kita lakukan, foto di tengah rel kereta api. Ahh, itu mungkin angel yang sulit di peroleh sama teman-teman yang lain. Banyak cerita, canda dan tawa diantara kita, hingga akhirnya, kita sampai di lokasi. Total perjalanan 5 km.
Melelahkan, tapi lelah itu terbayar dengan kebersamaan.

***
Cerita hari kedua

Kala itu, memang tidak semua hadir. Squad medja hanya ber-7. Yah, akhirnya penugasan seadanya dan sebisanya. Karena kita tidak membawa ubi, jagung ataupun pisang, penugasan yang diberikan DPO, kita tidak mendapat bagian sarapan. T.T

Untung sarapannya di tempat terbuka, jadi kembali lagi medja beraksi. Karena tidak sarapan, kita putuskan waktu sarapan digunakan untuk foto-foto.
Ahh, mungkin medja terlalu identik dengan kenarsisan (kecuali saya). Tapi semua membuahkan hasil, entah karena dpo kasihan sama medja yang melakukan perjalanan 5km, atau memang medja tercetar mebahana, akhirnya kita memperoleh penghargaan departemen ter-oke. :D









Tidak ada komentar:

Posting Komentar