19 Februari 2015
Kamis, 19 Februari 2015. Hari ini,
bertepatan dengan tanggal merah, Tahun Baru Imlek yang entah ke berapa. Ketika
kamu punya planning dengan liburan
panjang ini (Kamis – Minggu), begitupun denganku. Tentunya, aku tak sendiri,
tetapi bersama mereka. Teman-temanku. Teman baru tepatnya. Karena aku baru
mengenalnya.
Seperti yang telah ku ceritakan sebelumnya,
rencana mengajak temen-temen panti refreshing.
Iya, hari ini kami menindaklanjuti rencana kami, yang menurutku (mungkin
menurut kalian juga) terhitung ‘dadakan’. Cukup 1 minggu –tidak efektif–
mempersiapkan kegiatan menuju hari H. Tidak hanya dengan 5 orang yang
sebelumnya telah ke sana (Panti Asuhan Asy-Syafi’iyah), ini lebih dari itu.
Ber-12 orang (Asti, Septi, Yudik, Eka, Eni, Paksi, Lukman, Dewa, Dika, Miftah,
Fafa, Rais). Banyak kaaan?? :D
Guyub
Community
Perjalanan pertama kami, sebelum menuju
Panti Asuhan adalah ke rumah Dika, untuk fiksasi kegiatan yang akan kami
lakukan. Rumahnya di daerah Pakem Selatan (kata ibu-nya), tepat dipinggir
jalan. Jadi lumayan mudah mencarinya. #Eeeh, tepatnya udah ada yang tau deng,
jadi nggak kesasar.
Mereka.
Ah, iri rasanya melihat kebersamaan mereka.
Pertemanan yang lebih dari sekedar teman.
Pertemanan yang saling memaknai arti kebersamaan. Iya, mereka sekelas, yang
dengan kesibukannya masing-masing masih saling menyempatkan untuk kebersamaan
mereka. Aaaaak. Dan itu keren !
“Guyub”. Kata itu yang sering mereka ucap.
Sepele mungkin, tapi bagiku, itu berpengaruh. Dalam segala hal. Pun dengan
kebersamaan mereka. Iya. Dan akupun kini mengenal mereka, yang menamakan
dirinya dengan sebutan “Guyub Community”. Entah sejak kapan dan dari mana kata
itu muncul. Tapi kebersamaan mereka, mencerminkannya.
Andai ku mampu dan bisa, akan ku bagi
cerita tentangmu untuk mereka, teman kelasku. Agar kamipun (lebih tepatnya
–aku–) tau arti teman dan kebersamaan
yang sesungguhnya.
Sesampainya di rumah Dika obrolan demi
obrolan kami lalui dengan santai dan kadang penuh dengan candaan juga. Dan
semakin santai ketika disuguhi dengan buah rabutan hasil petikan langsung di
depan rumah. Banyak hal yang kami obrolkan, terkait dengan kegiatan hari
Minggu, dan diluar dari itupun bahkan lebih banyak :D
Ketika siang menjelang, mendung mulai
menyapa. Gelap dan semakin gelap, yang sedikit membuat kami ingin mengurungkan
niat untuk melanjutkan perjalanan ke Panti. Aah, tapi kami sudah
mempersiapkannya. Karena kami tau, resiko keluar rumah hari ini
–hujan–.Keputusan kami bulat. Ke Panti. Karena ada hal yang kami butuhkan, dan
harus ke sana.
Abadikan moment-mu!
Depan rumah Dika dengan rumput hijau dan
beberapa pohon yang menarik pandangan mata, akhirnya kami gunakan untuk foto
bersama. yaa, itung-itung biar dikira habis maen di taman mana gitu :D Entah
karena tempatnya bagus, atau kameranya bagus, atau efek yang moto, tapi emang
nggak keliatan kalo lagi foto di depan rumah siih :3
Mereka,
yang hebat.
Perjalanan kedua kami, di Panti Asuhan
Asy-Syafi’iyah.
6 motor, 12 orang. Sepi memang, tak seramai
kunjungan kami sebelumnya yang hanya berlima. Ketika tiba di sana, tak satupun
dari mereka (adik-adik panti) yang di teras rumah. Mungkin juga karena faktor
hujan deras. Walau pada akhirnya, kami tau bahwa tak sedikit dari mereka pulang
ke rumah mereka. Karena hari minggu yang biasanya mereka gunakan untuk pulang,
mengharuskan mereka untuk tetap tinggal, ya demi kami. Untuk maen bareng :3
Setelah urusan kami usai dengan pengelola panti, akhirnya kami berkesempatan
untuk menyapa mereka.
Rabb, betapa mereka orang-orang hebat dan
luar biasa.
Mereka yang tinggal di sana, pagi menuntut
ilmu di sekolah, setelah pulang mereka pun tak jemu, tetap dan harus menuntut
ilmu agama di panti yang sekaligus sebagai pondok pesantren itu. Ah. Mereka
adalah generasi hebat, dengan potensi mereka masing-masing.
Disaat kami menyapa, betapa sambutan hangat
itu mereka persembahkan untuk kami. Walau ada yang masih sedikit malu-malu,
tapi ada juga yang aktif, bahkan langsung akrab malah. Kalian :’) aku pasti
akan merindukan kalian, dek. ^^
Gemercik air yang membasahi bumi Jogja
bagian utara perlahan menghilang, yang tersisa hanya rintikan-rintikan lembut
yang (akan) mengantarkan perjalanan pulang kami. Setelah sesaat menyapa mereka,
kamipun berpamit untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Sekaligus mencari jalan untuk bis yang akan
menjemput mereka di hari minggu besok, kamipun melalui jalan yang berbeda dengan saat berangkat. Oooh, ya.. saat
berangkat, kami dikejutkan dengan demo warga di pertigaan menuju panti
tersebut, yang ternyata mereka demo dengan adanya penambangan pasir liar,
dengan menutup jalan untuk akses roda empat, terutama truk. Itulah kenapa, kami
mencari jalan alternatif lain.
Teman
(?)
Perjalanan ketiga kami, dihari yang sama.
Jejamuran.
First
time (again). Tempat yang
asing. Hah, bukan! Menu makanan yang asing :D enggak juga deng, itu cuma bagiku
kok, hehe.
Sebelum kembali ke rumah, dan setelah
muter-muter Turi ditemani dengan guyuran air hujan yang ternyata semakin deras,
kamipun mampir –tepatnya diajak mampir– di Jejamuran. Pelayanan yang luar
biasa. Walaupun harus merasakan dingin ++ setelah kehujanan dan harus masuk di
ruangan ber-AC, dan AC pun tepat di hadapan kita.
Tapi tak apa. Hanya sesaat kami menunggu.
Hidangan pun sudah tersajikan di meja. Makannya dalam hitungan menit, bahkan
mungkin detik. Tapi ngobrolnya..... :D akhirnya kamipun menghabiskan waktu
untuk bercengkrama dengan obrolan-obrolan ringan yang lumayan lama di tempat itu.
Sebelum kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah
Dika.
Lagi,
disini aku bertanya pada diriku sendiri. ‘Apa sejatinya teman? Apakah ini yang dinamakan pertemanan?’ yang
pada akhirnya, akupun harus mencari jawaban dan menyimpulkan sendiri. Aah,
kalian :’) Ada ikatan yang menyatukan kalian, entah apa. Tapi aku tau, itu
bukan sekedar teman biasa. Yang hanya sekedar mengenal dan saling sapa. Lebih
dari itu. Terima kasih atas pelajaran, pengalaman, hikmah dan perjalanan hari
ini. Aku tau, akan ada hari depan yang lebih indah. Tapi perjalanan ini tak
kalah hebatnya.
Aku tau, hakikat pertemanan yang sejati ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar