15 Februari 2015
“Aku
tak mengenalmu, pun dengan kehidupanmu. Tapi aku tau, kamu hebat dan luar
biasa. Dan akupun, harus banyak belajar darimu.”
Teman-teman Panti Asuhan yang luar biasa.
15022015
#1
Perjalanan ini bermula dari keinginan salah
seorang teman. Iya. 4 hari sebelumnya, tepatnya 11 Februari. Ada hasrat kecil
yang ia utarakan, ketika kerinduan dengan mereka –teman-teman panti– itu
muncul. Mengajak mereka refreshing.
Dari sinilah cerita kita bermula.
Mulanya, kita bertujuh.
Iya. Bertujuh, seperti perjalanan
sebelumnya, walaupun tak pernah lengkap :3
Tapi, setelah rencana berubah dan dibuat
bertahap. Akhirnya jadi ber-takterhitung :D
Minggu ini, berkunjung ke Panti sekalian
survey dan minggu depan ngajak mereka maen,
refreshing.
Hari ini. Setelah membuat rencana panti
yang mau dikunjungi (sekaligus survey), dengan berbagai pertimbangan, akhirnya
kita memutuskan untuk mengunjungi Panti Asuhan di daerah Turi, Sleman. Tepatnya
panti Asuhan Asy-Syafi’iyah, Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman.
Perjalanan kita ke sana dengan 3 motor dan
5 orang. Terdiri dari 3 Fakultas yang berbeda, 3 jurusan yang berbeda juga.
Hanya, kita sama-sama satu angkatan, 2012. Aku (Asti), Septi, Miftah, Yudik dan
Paksi.
Sekitar pukul 11.00 kita menuju ke sana.
Berbekal alamat, Kemirikebo, Turi. Karena kita belum pernah ke sana, dan belum
tau daerah sana pula. Setelah 3 kali bertanya dengan beberapa insiden saat
bertanya, akhirnya kita menemukan lokasi yang kita tuju. Panti Asuhan
Asy-Syafi’iyah. 1 jam perjalanan. Lebih.
Tempatnya lumayan masuk dari daerah kota
–agak pelosok– jalan menuju ke sana juga berliku, tepatnya banyak tanjakan,
walau nggak terlalu tajam :3
Tapi... di sana masih asri, hijau.
Perjalanan kita kesana pun disuguhi dengan perkebunan salak di kanan dan kiri
jalan. Panti Asuhan ini, letaknya nggak
tepat dipinggir jalan. Agak masuk, setelah 4-5 rumah warga. Menghadap selatan,
dengan halaman yang cukup luas. Warna gedungnya didominasi dengan warna hijau muda.
Sebelah timur ada tempat wudhu yang dilengkapi dengan kamar mandi. Bangunannya
masih baru. Bahkan (menurutku) ada beberapa bagian yang belum selesai dibangun.
Ketika kami tiba di sana. Ada beberapa anak
yang bermain di teras rumah. Iya, teras rumah yang lumayan luas, dan
akhir-akhir ini aku ketahui kalau ternyata itu juga digunakan sebagai tempat
sholat berjama’ah. Setelah kita masuk di dalam, yang (mungkin) sering digunakan
untuk menerima tamu, kami disambut oleh Pak Imam. Beliau adalah pengasuh adik-adik
di Panti tersebut, lebih tepatnya beliau yang mengelola, pemilik pantinya.
Sambutan yang hangat. Tak lama kami di
sana. Setengah jam. Mungkin kurang. Yang pada akhirnya kita menemukan informasi
kalo ternyata panti asuhan itu lumayan baru, bahkan mungkin ada yang belum tau
kalau ada panti asuhan ini. Nggak cuma sekedar Panti asuhan, tetapi tempat ini
juga sekaligus dijadikan sebagai pondok pesantren. Sekarang ada sekitar 43 anak
didik usia SD-SMA, dan nggak semua dari mereka tidur di panti, ada yang tetap
tidur di rumah mereka.
Setelah berbincang-bincang dengan pengelola
panti, akhirnya kita mendapat kesepakatan untuk bisa ngajak temen-temen panti
jalan-jalan ke luar. Kota Jogja. Belum fix tempat yang akan kita tuju.
Setidaknya sudah mendapat izin dari pengelola pantinya.
Selepas dari sana. Kita melanjutkan
perjalanan. Sholat dan makan siang. Lucunya, kita itu sebenernya nggak terlalu
ngeh dengan kegiatan yang akan kita lakukan minggu depan. Yang mau ngadain
siapa aja, kegiatannya mau dibuat gimana, daaan masih banyak lagi. Hanya do’a
dan harapan semoga kegiatan minggu depan berjalan dengan lancar.
#2
Ba’da Ashar, kita, 4 dari yang semula 5
orang melanjutkan perjalanan ke Panti Asuhan Sayap Ibu. Panti Asuhan ini
letaknya di Jalan Solo dan menangani teman-teman ABK. Menuju ke sana melalui
selokan mataram yang pada akhirnya tetep harus muter ringroad :D
Lagi-lagi First time ke tempat ini (Aku-nya).
Aaaak. Terharu dan luar biasa.
Sesampainya disana, aku diam. Menelisik.
Ruang kelas. Iya, ternyata bangunan depan itu digunakan untuk ruang kelas bagi
mereka. Dengan halaman yang tidak terlalu luas dihiasi beberapa pohon, salah
satunya pohon rambutan.
Kami pun melanjutkan langkah, bertemu salah
seorang pengasuh (maaf, lupa namanya). Menyampaikan maksud kedatangan kami
untuk silaturahim, karena memang sebelumnya ada yang sudah pernah ke sini.
Mereka. Iya. Mereka, teman-teman Panti
Asuhan yang luar biasa. Beberapa bergerombol, ada pula yang menyediri. Asik
menikmati bubur yang terbungkus daun pisang dan koran. Ketika kami datang dan
menghampiri, tak sedikit dari mereka yang merajuk, walaupun masih ada juga yang
tetap asik dengan makanannya. Aaaak. Begitulah mereka.
Banyaaak sekali yang mereka obrolkan dengan
kami. Dari yang seneng cerita, seneng nulis, suka nyanyi dan masih banyak lagi.
Mereka orang-orang hebat dan berbakat.
Aku menghampiri salah satu dari mereka. Dan
ia pun menyodorkanku sebuah buku tulis. Memintaku untuk menuliskan nama. Dan
setelah kulihat. Buku itu berisi namanya dengan nama orang-orang, hampir penuh.
Mungkin nama-nama itu adalah mereka yang pernah pula berkunjung di sana dan
melakukan hal yang sama denganku.
Lagi, aku berpindah tempat. Akupun disodori
sebuah kertas. Isinya lirik lagu. Ia memintaku untuk mengajarinya menyanyikan
lagu itu. Hmm, sayang. Aku tak tau lagu itu. Tapi ia memaksa. “Coba dulu.”
Haah. Malu rasanya, mendengar ucapan itu. Oke. Akhirnya aku siasati untuk aku
baca. Iya, lirik lagu yang aku baca bak sajak puisi cinta #eeaa Terharu,
ndredeg, grogi dan entah apalagi :3
Lirik lagu itu, katanya pernah dinyanyiin
Glen Fredly apa ya.. judulnya Semua Karena Cinta.
Belum lagi aku dibuat mereka terharu ketika
mereka nyanyi Bareng-bareng. Hwaaa. Aku ga mau cengeng :D tapi bener-bener
bikin pengen nangis dan meluk mereka.
Belum lama kami bercengkrama dengan mereka,
ternyata mereka sudah waktunya makan. Selama mereka makan, kami berjalan menyusuri
panti. Menemui setiap dari mereka, orang-orang luar biasa itu. Berkeliling, dan
sekedar untuk menyapa mereka.
Allah. Sungguh, bersyukur diri ini telah
Kau beri kesempatan untuk mengenal mereka.
Aku belajar banyak hal dari mereka.
Waktu menjelang maghrib. Kamipun berpamit
untuk pulang. Dan, perjalanan pulangku, diiringi dengan do’a dan harapan,
semoga masih diberi kesempatan untuk ada dan bersama dengan mereka lagi.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar