Jumat, 06 Februari 2015

Perjalanan jiwa #2 FE UNY



Selasa, 3 Februari 2015

“Ada kalanya, kita membutuhkan waktu untuk sendiri. Untuk sekedar menikmati kesendiriannya dan merenungi perjalanan yang telah dan akan dilalui. Karenanya mampu meringankan dan melegakan pikiran.”

Hari ini aku melakukannya.
Menikmati hariku.
Menikmati sendiriku.
Merenungi perjalanan yang telah dan akan ku lalui. 

Menyusuri kampus yang akan membawaku ke dunia nyata. Yang akan membawaku pada insan yang LULUS dari ujian pendidikan dan ujian hidup. Yang telah dan akan memberikanku berjuta pelajaran dan pengalaman berharga. Yang telah dan akan mendewasakanku dari berbagai perjalanan hidup yang penuh liku.

Setelah bertemu dengan Iin (In’am) di UKM Penelitian dan mengobrolkan banyak hal. Yang pada akhirnya aku menyimpulkan, bahwa dia adalah anak HRD sejati, orang keempat yang ku temukan di HRD yang sangat menginspirasi setelah mas Wahyu, mas Doni, sama mas Erbi (Mas Hud, nggak tak sebut bukan karena nggak menginspirasi, tapi kita seangkatan, itu yang aku sebutin orang-orang angkatan tua #eh). Dan, kedewasaan itu tumbuh bukan karena usia yang semakin menua, tapi karena pengalaman kita mengenyam pahit manisnya perjalanan hidup.

Aku kemudian pergi ke Fakultas tempatku menimba ilmu. Fakultas Ekonomi. Yang sempat tertunda, kemarin. Sebenarnya lewat belakang bisa, lewat hotel UNY atau belakang Kopma, tapi aku memutuskan untuk melalui jalan yang lebih jauh. Karena aku ingin menyaksikan tulisan FAKULTAS EKONOMI di samping pintu gerbang.
Masuk.

Sepi. Tinggal satu dua kendaraan yang terparkir. Dosen, mahasiswa tak lagi terlihat aktivitasnya. Mungkin karena faktor libur juga. Aku berhenti sejenak di depan gerbang, menatap sang surya yang masih gagah menyinari bumi. 
Mengingat masa-masa ospek. 
Mengingat masa kecil. 
Mengingat betapa beruntungnya diriku menjadi bagian dari mahasiswa. Mahasiswa UNY. Yang dulu, mungkin tak pernah terbayangkan dalam benakku menjadi anak kuliahan. Lulus SMP pun udah sukur. Tapi lagi-lagi rencana Allah itu selalu indah. Aku bisa menikmatinya, aku bisa merasakannya. Mengenyam bangku perkuliahan.

Perlahan aku berjalan, menuju gedung dekanat. Di depan, aku menemukan teman-teman Al Fatih. Berhenti sejenak. Ngobrol. Mereka adalah teman-teman luar biasa. Teman yang mendewasakan, keluarga keduaku di kampus.

Kemudian aku langsung masuk lobby gedung berlantai 3 ini. Tanpa berpikir panjang. Sebelum pintu ditutup. Aku langsung menyegerakan naik ke lantai 2. Kemana lagi kalau bukan ke mushola. Iya, mushola GE1 lantai 2. Aku suka dengan tempat ini dan aku nyaman di tempat ini. Karenanya, aku sering mengunjunginya, ya, walaupun bukan untuk menunaikan sholat.

Sepiii sekali. Lantai 2 seperti tak berpenghuni lagi. Aku membuka jendela. Melihat ke ujung barat. Matahari yang masih gagah, atap-atap rumah, gedung student center, gedung kopma, dan beberapa pohon. Pandanganku ku dekatkan. Pohon di depan GE 2. Entah, namanya apa. Indah. Beberapa minggu yang lalu, tepatnya dalam waktu tertentu menyuguhkan keindahannya dengan bunga yang bermekaran berwarna kuning.

Ku biarkan memori dalam pikiranku bergerak bebas. Memutar semua kejadian yang ingin ku ingat, membayangkan segala kejadian yang ingin ku raih. Kuliah. Keluarga. Asa dan harapan. Bapak-Ibu, Simbah dan tanah kelahiranku, Blekonang.

Allah. Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarku. Dalam hal apapun. Segala semoga ku panjatkan dalam renung dan diamku.
Hmm. Tapi berasa belum ada 5 menit, tiba-tiba terdengar gemercik air kran. Orang ber-wudhu. Dan benar. Ada salah satu dosen yang mau menunaikan sholat Ashar. Tak ingin mengganggu ibadahnya, aku memilih untuk menyudahi aktivitasku di tempat itu. Belum puas siih, tapi sudahlah. Masih ada banyak waktu untuk bisa ada di sana. ^^
Akupun melanjutkan perjalanan ke Rektorat.

Lagi, sang surya masih setia menemaniku. Di jalan sebelah ormawa. Ingin rasanya berlama-lama. Tapi, udah nggak ada orang, dan nggak mau dikira orang aneh. Teruus. Lanjut ke taman pancasila, museum pendidikan. Dan tiba-tiba terlintas masa semester 1. Hwawa, dengan polosnya maen ke MPI buat ngliput berita, sama Rara.

Lanjut, masuk ke rektorat, lewat pintu sebelah mushola. Kembali ku biarkan memoriku bergerak bebas.Memikirkan segala hal yang kadang entah kemana. Mengingat perjuangan dan perjalanan menjadi mahasiswa. Lagi-lagi, wajah mereka, bapak dan ibu.

Tiba-tiba sudah sampai saja di hall rektorat, dan teringat dengan apa yang diucap Iin, 
“Kamu sering ada disini tapi sebenarnya nggak ada disini.” Hmm, iya. Nggak sadar tiba-tiba udah memandang air mancur depan rektorat. Nggak sadar tiba-tiba udah disambut dengan tulisan-tulisan motivasi yang berjajar disepanjang jalan keluar, yang sampai sekarang aku belum hafal apa aja tulisan yang tertera di sana. Hwaa. Pengen banget nangis, tapi jaim laah. Masih ada beberapa orang yang berlalu lalang, malu kan kalo sampe ketauan :3

Akhirnya ku putuskan untuk pulang dan naik transjogja. Hmm, hal unik. Aku bayar pake uang 10.000 eeh, mbaknya malah tanya ada 100 rupiah enggak, atau 600 rupiah. Ternyata tarifnya baru proses penyesuaian jadi 3.600 . Hmm, pantes.

Naik bis adalah hal yang sangat lumrah dalam hidupku, bahkan sangat familiar. Karena sejak kecil aku udah mengenalnya. Tiba-tiba ketika aku membuka hp, otakku kembali memutar memori lama. Ketika aku naik bis dari wonosari-Tepus. Langsung aku masukkan hp ke tas. Buku pun demikian. Aaah, tapi ku pandangi satu per satu dari mereka di tempat itu, mereka diam. Asik. Sibuk Sendiri. Benar, sama sekali tak mengenal. Bahkan saling melempar senyum pun tidak.

Padahal, dulu salah satu alasanku suka naik bis, apalagi di wonosari-Tepus itu karena kebiasaan luar biasa di bis. Beda desa, beda daerah, beda kecamatan, hanya sekali bertemu, tapi sapaan itu sungguh mengakrabkan. Menunjukkan bahwa kita adalah keluarga. Orang Gunungkidul. Dan itu luar biasa. Aku bisa mengasah bahasa jawaku, bisa ngobrol dengan teman sebaya, bahkan sama bapak-ibu yang udah paruh baya, juga dengan semua kalangan entah itu guru, pejabat, maupun pedagang.
Tapi, di Jogja. Aku tak menemukan itu :(
Sediiih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar