Sabtu, 7 Februari 2015
Udara pagi ini terasa lebih dingin. Masih
tersisa gemercik air yang turun. Gerimis. Kabut perlahan mulai menghilang,
menyisakan pandangan yang masih sedikit tersamarkan.
Seperti biasa, pagiku selalu disuguhi
pemandangan yang indah. Ketika membuka mata, tak jarang 2 gunung di ujung utara
melambai ingin disaksikan. Pagi ini pun begitu. Walau kabut masih sedikit
menutupi kegagahannya.
Gunung itu. Merapi dan Merbabu.
Selalu mempesona untuk dipandang, meskipun
dari jarang pandang yang cukup jauh.
Pemandangan pagi ini, kembali menyulutkan
keinginan kecilku. Muncak.
Allah.
Dinginnya udara pagi. Gerimis. Kabut.
Matahari terbit. Dan pasti akan indah ketika dibarengi munculnya sang pemikat
hati, pelangi yang membentang dari ujung selatan ke ujung utara.
Aku mendambakannya, Rabb. Mendambakan
suasana seindah itu.
Dulu. Iya. Satu sampai dua tahun yang lalu.
Aku hanya bisa menyaksikan dan menyambut mereka, teman-teman yang ingin merasakan
nikmatnya mendaki. Iya, mereka. Entah itu yang sudah sangat mahir dengan onak
dan liku nya mencapai puncak, ataupun mereka yang masih ‘baru’. Dengan
perlengkapan dan persediaan yang sangat banyak, mereka mulai melangkah.
Hmm. Dan aku? Hanya keinginan yang timbul. Karena
waktu dan keadaan yang tak mendukung. Aku hanya bisa mebayangkan. Mencoba
menerka dan merasakan, bagaimana kepuasan mereka ketika sampai di puncak
gunung. Ah, mungkin mereka pun tak mampu untuk melukiskannya dengan kata-kata.
Aku yang hanya mencoba membayangkan pun, begitu.
Pagi ini, Merapi dan Merbabu kembali
menyulutkan keinginanku. Muncak.
Mungkin, aku bukan orang yang punya hobi
travelling. Menikmati indahnya Ciptaan-Nya disetiap sudut Bumi-Nya. Pun dengan
menakhlukkan gunung yang menjulang begitu gagahnya.
Bukan.
Bahkan akupun belum pernah merasakannya.
Sama sekali belum. Hanya keinginan yang menguatkanku untuk ada di sana. Di
puncak salah satu gunung-gunung tinggi di bumi ini, di pulau jawa ini.
Menyaksikan lautan awan. Melihat bunga
keabadian. Menikmati sang mentari pagi. Ah. Iya, seperti foto-foto yang sering
disuguhkan teman-teman selepas pendakian.
Allah. Aku ingin di sana. Di puncak gunung
yang ditemani udara pagi. Menyaksikan
indahnya Ciptaan-Mu dari puncak. Entah kapan. Semoga. :)
Aamiin.
Astttii,,
BalasHapuskok pas banget.. Kita menikmati pagi di waktu yang sama.. tepat pagi tadi juga.. marai pengin curcol,, T.T
rumahku pagi ini terasa lebih sepi, meski msh bnyk saudara2 yg msh disini.. tp ntah lah, sepi nya terasa banget..
lalu td padi ak olahraga sendirian keliling2 kampung sendirian.
Gunung sumbing lagi2 terlihat gagah.. biasanya pagi2cerah begini aku sering bersama ibu menikmati sinar mentari dan pemandangan ini. Meski ibu hny duduk di kursi roda, namun beliau selalu ceria menyapa dan mengobrol dengan tetangga2..
di pagi yg terasa sepi ini, kok ya pas banget tadi aku inget Asti dan inget teman2 UKMP.. mkanya ak lngsung buka blog ini.. hehe.
ingin rasanya mngajak teman2 ukmp bwt mampir kesini.
ehh, ternyata ada adekku si Asti yg pengin muncak wkwk.
pas banget,, kalau ingin muncak ayo mampir ketempatku, merapi, merbabu, Andong, telomoyo, sumbing atau sindoro semuanya lewat magelang..
InshaAllah kita akan bersama di salah satu puncak Nya .. :-D
Dan semoga, kita bisa sampai di suatu puncak yang sama dalam waktu yang sama.
BalasHapusMas Briilll..... :3 :3
BalasHapusMalah curcol. Ternyata kita terpisah oleh jarak dan waktu. tapi tidak untuk pemandangan. hahaha.
Semangat mas Bril. Dan berharap besok diajak muncak wkwkwk