Tentang sebuah ujian kehidupan.
Siapa yang menginginkan adanya ujian. Tentu setiap orang ketika ditanya seperti itu tidak akan ada yang menginginkan bukan??
Tetapi Allah Maha Adil dan Maha Penyayang. Dengan ujian itulah Allah menujukkan kekuasaan dan kasih sayang-Nya. Walaupun kadang, tidak sedikit orang menghujat ketika menghadapi ujian itu.
Tetapi saya rasa, banyak yang sangat bersyukur kepada-Nya ketika ujian itu menghampirinya.
Sebenarnya, terlalu sakit bagiku ketika kembali mencoba mengingat kenangan-kenangan itu., ah, persisnya sebuah kejadian yang (mungkin) sedikit menyedihkan dan menyakitkan. Tetapi, hidup ibarat roda, yang terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah, kadang sedih kadang seneng, kadang menderita kadang bahagia. Semua sudah diatur. walaupun memang harus ada campur tangan manusia sendiri dalam menentukan.
Awal 2013 lalu, mungkin menjadi masa-masa penuh instopeksi diri bagiku dan keluarga besarku. Hmm, yaa mungkin kata itulah yang mampu mewakili semua kejadian ketika itu.
Peringatan dari sang Khaliq untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Sang Kuasa kepada kita.
Ujian yang diberikan Allah bukan sebagai bentuk diskriminasi pada satu pihak tertentu. Percayalah, Allah Maha Adil yang seadil-adilnya. Bukan pula sebagai hukuman, karena ujian adalah wujud kasih sayang Allah kepada kita. Pernah mendengar bahwa semakin tinggi iman kita, semakin tinggi pula ujian yang dihadapi. Dan yang terpenting adalah ujian yang Allah berikan kepada kita adalah sesuai dengan porsi dan kemampuan kita untuk menyelesaikan.
Bermula ketika cucu dari kakaknya bapak sakit, dan harus dibawa ke rumah sakit. beberapa hari harus menginap di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya. Aku lupa, sakit apa yang ia keluhkan ketika itu.
Selang 1 bulanan, ujian itu kembali menimpa. Dan ketika itu terjadi pada Ibu dari bapak. Hmm, mungkin karena faktor umur, hal itu terjadi. Tepat ketika pulang dari ladang, dan waktunya sudah menjelang maghrib. Simbah merasa kehausan. Biasanya ia menaruh minum dibawah ranjang tempat tidur untuk jaga-jaga. Tanpa berfikir panjang, akhirnya simbah mengambil botol minum dibawah tempat tidur untuk sekedar meghilangkan dahaga selepas perjalanan panjang. Tapi ternyata setelah cukup banyak minum, simbah baru sadar bahwa itu adalah minyak tanah. Akibat dari kejadian itu, akhirnya simbah harus (juga) merasakan istirahat di rumah sakit. Yaa, simbah harus menjalani perawatan dari dokter beberapa hari akibat dari keteledorannya minum minyak tanah.
Belum lama simbah sembuh dari sakit, ujian itu kembali lagi datang. Kala itu untuk putri semata wayang dari adik bapak. Akibat dari keteledorannya dalam mengonsumsi makanan di sekolah maupun di rumah, akhirnya ia harus menanggung resikonya. Gadis berumur 14 tahun itu harus menjalani operasi usus buntu dan harus istirahat berminggu-minggu di rumah sakit. terhitung sangat lama untuk menyaksikan ia kembali pulih seperti semula.
Belum pulih benar gadis itu dari sakitnya, keluarga ini kembali mendapat ujian tentang kesakitan . . .
to be continue
to be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar