Minggu, 27 Oktober 2013

Masa Kanak-Kanak

entah kenapa, aku sering sekali membuat catatan tentang perjalanan hidup. Perjalanan yang pernah dilalui adalah kenangan terindah yang tak mungkin dapat terulang kembali. Karenanya ceritalah yang mampu mengabadikan.

Kembali menceritakan masa kanak-kanak. Lucu saja ketika mengingat diriku waktu kecil dan melihat aku yang sekarang. sepertinya nggak mungkin. Tapi itulah perjalanan, tapi itulah kehidupan. Nothing is imposible. Tak ada yang tak mungkin. mau mustahil 180 derajat pun kalau Allah menghendaki pasti terjadi.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat jujur, lepas, kreatif, dan bebas. Bukan begitu? Iya, anak kecil belum memikirkan masalah kaya yang udah remaja. juga belum merasa malu mau ini itu. Yang penting bagi mereka adalah kegembiraan.

Ya, begitu pula dengan diriku. Siapa sangka kalau aku dulu mainnya sama laki-laki. Entah karena faktor lingkungan atau memang aku-nya. karena dulu di daerah saya, yang seumuran dengan saya mayoritas laki-laki.

Aku adalah satu-satunya perempuan dalam kelompok bermainku. Yaa, semua itu mungkin bermula ketika saya masuk Taman Kanak-Kanak. Pada saat itu saya ber-25 teman saya (kalau nggak salah) menjadi satu kelas di sekolah itu. Emm, katanya siih, generasiku adalah generasi terakhir dengan jumlah murid terbanyak di tempat itu. jadi bisa dibayangkan, seberapa banyak murid disana sekarang.

Ok, Cuuss ke cerita. Mungkin ini bukan hanya terjadi di Sekolah (Eeeh, Tk maksudnya) di tempat saya. Tempat duduk di TK itu tidak dibuat jejeran dari depan ke belakang kayak di kelas-kelas gitu, tapi tempat duduknya di buat berkelompok dan setiap kelompok ada 1 meja.

Nah, di sinilah awal ceritanya (yang aku ingat). karena tempat duduknya tidak menetap, terserah mau milih yang mana, jadi setiap hari bisa ganti-ganti temen di sampingnya. tapi seringnya sih sama, mungkin dulu waktu kecil juga udah punya rasa klik dengan teman kali ya..
Pernah pada suatu ketika aku dapat tempat duduk yang berbeda dari biasanya. di pojok utara paling belakang. Dengan kelompok teman yang berbeda pula. Naaah, ketika itu pula aku langsung nangis dan marah (kalau nggak salah inget) intinya aku minta pindah tempat duduk. Lari keluar kelas, mencari ibuku untuk pindah tempat duduk di sebelah depan sendiri pojok selatan. Yaa, bersama mereka. kawan-kawan seperjuanganku ketika kecil :P
di meja kelompok depan ujung selatan itu di isi semuanya oleh laki-laki. dan aku merengek meminta untuk diperbolehkan pindah di sana. Akhirnya dengan segala usaha oleh kedua guruku (gurunya namanya bu wastini dan bu darsi, dan bu darsi sampai sekarang selalu mengingatku, mungkin juga tentang hal itu^^)

Tidak hanya tentang itu, itu baru di sekolah. Belum ketika di rumah. Yaa, tidak hanya di sekolah. Pertemanan ku dengan laki-laki itu juga terjadi di rumah. Malah lebih parah kayaknya, hehe.
Yaa, karena dari ujung utara sampai ujung selatan daerahku itu yang seumuran dengan aku adalah laki-laki, mungkin dulu aku dengan sangat terpaksa bermainnya dengan laki-laki.
Terutama nih, bermain sepak bola. Hmm, aku dulu sering sekali bermain bola dengan kawan-kawan kecilku. Malah ketika TK itu frekuensiku bermain sepak bola dan main jantenan (eeh, itu salah satu mainan yang sering dilakukan perempuan di daerahku, mainan pake' kartun yang berasal dari kertas dengan berbagai perlengkapan kayak baju2an, tempat tidur, dll)

1 komentar: