oleh: riqi astuti
Ketika telah habis masa atau usia dunia
ini, maka sangkakala itu akan lebih didekatkan ke mulut Israfil. Kemudian, ia
akan mengumpulkan keempat sayapnya (bersiap-siap meniup). Setelah itu, ia pun
segera meniup sangkakala yang telah lama ia bawa itu. Saat itulah situasi alam ini
akan segera berubah dengan cepat. Yang sebelumnya cuaca cerah, angin berhembus
lambat menyejukkan, mentari ramah menyapa, kini berubah menjadi puncak bencana
yang akan menjadi akhir dari segalanya dan semuanya. Allah saja yang tidak
musnah, Dzat Yang Maha Kekal, Dzat Yang tak mengenal awal juga akhir.
Saat itu, suasana menjadi gelap. Mega
hitam berarak cepat digiring angin yang sangat dahsyat, berhembus dengan ganas.
Topan badai saling beradu, memporak-porandakan apapun yang ditemuinya. Kilat menyambar-nyambar,
suara halilintar membahana. Gemuruh gunung menggelegar menahan lahar yang akan
segera mereka muntahkan. Hujan api terjadi di mana-mana. Batu panas dan taburan
pasir panas dari dalam gunung beterbangan saling bertabrakan. Bumi bergetar
dengan hebatnya. Gunung-gunung tercabut dari akar-akarnya serta
memuntah-muntahkan lahar panasnya. Samudra, lautan, pantai, telaga, sungai, dan
segala yang ditempati air akan membanjir deras dan memburu serta menerjang
apapun yang ada di depannya. Bumi telah terjadi gempa, tanah-tanahnya terbuka
dan menelan apapun yang ada di atasnya. Gemuruh Guntur dan halilintar
bersahutan memekakkan telinga. Debu bertaburan membutakan mata. Seluruh manusia
tak ada yang mampu menyelamatkan diri ke mana pun ia berlari. Mereka berlari
menuju apapun yang mereka kira mampu menyembunyikan dirinya dari bencana puncak
itu. Tidak lagi anak, istri, kekasih, sanak saudara, tetangga, kerabat, teman,
sahabat, dan harta benda yang selama ini mereka lombakan terbesit dalam ingatan
mereka. Bumi telah dihancurkan, manusia berada dalam kelimbungan. Jeritan,
teriakan, tangisan, raungan, saling bersahutan mengalahkan suara gemerlegar
gunung dan halilintar. Permintaan tolong yang sia-sia pun masih sering mereka teriakkan.
Mereka memikirkan diri mereka masing-masing. Namun, mereka tetap tidak akan
mampu selamat dari pembantaian akhir dunia itu. Alam telah merampungkan
tugasnya untuk membinasakan makhluk-makhluk yang selama ini menganggap bahwa
alam adalah sahabat yang mampu mengayomi, melindungi, dan menjadi tempat
kelangsungan hidup mereka.
Pada hari itu, alam mementahkan
anggapan manusia yang tak berkeyakinan kepada Sang Pencipta alam semesta.
Mereka binasa, dan akan segera memasuki kehidupan yang nyata. Di antara surga
atau neraka? Ya Tuhan kami, lindungilah kami pada hari itu, pada hari sebelum
hari itu, dan pada hari-hari setelah hati itu. aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar