Selasa, 03 Juli 2012

Goncangan maha dahsyat


oleh: riqi astuti

Ketika telah habis masa atau usia dunia ini, maka sangkakala itu akan lebih didekatkan ke mulut Israfil. Kemudian, ia akan mengumpulkan keempat sayapnya (bersiap-siap meniup). Setelah itu, ia pun segera meniup sangkakala yang telah lama ia bawa itu. Saat itulah situasi alam ini akan segera berubah dengan cepat. Yang sebelumnya cuaca cerah, angin berhembus lambat menyejukkan, mentari ramah menyapa, kini berubah menjadi puncak bencana yang akan menjadi akhir dari segalanya dan semuanya. Allah saja yang tidak musnah, Dzat Yang Maha Kekal, Dzat Yang tak mengenal awal juga akhir.
Saat itu, suasana menjadi gelap. Mega hitam berarak cepat digiring angin yang sangat dahsyat, berhembus dengan ganas. Topan badai saling beradu, memporak-porandakan apapun yang ditemuinya. Kilat menyambar-nyambar, suara halilintar membahana. Gemuruh gunung menggelegar menahan lahar yang akan segera mereka muntahkan. Hujan api terjadi di mana-mana. Batu panas dan taburan pasir panas dari dalam gunung beterbangan saling bertabrakan. Bumi bergetar dengan hebatnya. Gunung-gunung tercabut dari akar-akarnya serta memuntah-muntahkan lahar panasnya. Samudra, lautan, pantai, telaga, sungai, dan segala yang ditempati air akan membanjir deras dan memburu serta menerjang apapun yang ada di depannya. Bumi telah terjadi gempa, tanah-tanahnya terbuka dan menelan apapun yang ada di atasnya. Gemuruh Guntur dan halilintar bersahutan memekakkan telinga. Debu bertaburan membutakan mata. Seluruh manusia tak ada yang mampu menyelamatkan diri ke mana pun ia berlari. Mereka berlari menuju apapun yang mereka kira mampu menyembunyikan dirinya dari bencana puncak itu. Tidak lagi anak, istri, kekasih, sanak saudara, tetangga, kerabat, teman, sahabat, dan harta benda yang selama ini mereka lombakan terbesit dalam ingatan mereka. Bumi telah dihancurkan, manusia berada dalam kelimbungan. Jeritan, teriakan, tangisan, raungan, saling bersahutan mengalahkan suara gemerlegar gunung dan halilintar. Permintaan tolong yang sia-sia pun masih sering mereka teriakkan. Mereka memikirkan diri mereka masing-masing. Namun, mereka tetap tidak akan mampu selamat dari pembantaian akhir dunia itu. Alam telah merampungkan tugasnya untuk membinasakan makhluk-makhluk yang selama ini menganggap bahwa alam adalah sahabat yang mampu mengayomi, melindungi, dan menjadi tempat kelangsungan hidup mereka.
Pada hari itu, alam mementahkan anggapan manusia yang tak berkeyakinan kepada Sang Pencipta alam semesta. Mereka binasa, dan akan segera memasuki kehidupan yang nyata. Di antara surga atau neraka? Ya Tuhan kami, lindungilah kami pada hari itu, pada hari sebelum hari itu, dan pada hari-hari setelah hati itu. aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar