Kamis, 26 Maret 2015

Guyub Comunity - Dolan Bareng Panti Asuhan Asy Syafi'iyah



22 Februari 2015
“Lalu, apa yang kau sesali dari berbagi? Yang membahagiakan adalah ketika melihatnya tersenyum dan bahagia.”

(Lagi) Aku merasakan hari yang luar biasa. Hari yang akan menjadi cerita indah pada suatu masa. Hari ini. Alhamdulillah. Akhirnya bertemu juga dengan tanggal 22 Februari 2015. Hari yang dinanti, setidaknya sejak sepekan yang lalu.
Aaaaak. Mimpi itu. Harapan itu. Akhirnya terwujud, bukan?
Mengajak temen-temen panti maen ke Taman Pintar :’)

Untukmu yang menamakan diri dengan sebutan “Guyub Comunity”.
Untukmu yang dengan senang hati mempersiapkannya.
Untukmu yang berjiwa sosial tinggi.
Apa yang kau pikirkan (lakukan) semalam sebelum hari ini?
Aku tau. Pasti banyak hal. Karena akupun begitu.
Tetapi hari ini? Akupun tau, kau pasti bahagia. Karena akupun juga merasakannya.


Allah. Bukan hanya kemampuan, tapi juga kemauan. Iya. Hari ini aku membuktikannya.
Ah, tidak. Bukan aku, tapi kita. Kalian juga membuktikan itu, bukan?
Aku pasti merindukan moment ini. Semoga. Episode ini kan terulang, di suatu masa. Dalam kondisi yang berbeda. Aamiin. :’)

Kami, beeer.....(berapa yaa) Paksi, Luqman, Yudik, Miftah, Rais, Fafa, Dika, Dewa, Eni, Eka, Septi, Asti, Rara, Oni, Maya dan ada Wahyi juga. Mendampingi mereka. Temen-temen panti asuhan Asy-Syafi’iyah jalan-jalan di Taman Pintar.
Allah, jika ada sederet kisah dan perjalanan yang membahagiakan, maka perjalanan ini adalah bagian dari itu.

Dimulai dengan perjalanan dari UNY ke Turi sekitar jam 07.00 Hmm. Telat siih dari rencana awal. Tapi untungnya sudah dibagi di tiga lokasi, TKP (Taman Pintar), Pemberangkatan (Turi) dan kumpul (SC UNY) jadi masih ‘agak’ bisa di-handle. Walau ada sesuatu insiden telpon berkali-kali #eeh. Sebenernya siih nggak telat, cuma ada sedikit miskom aja :3 hehe 

Tapi gapapa. Berdampak baik kok :D dari yang semula rencana berangkat jam 08.30, ternyata jam 08.00 sudah bisa otw dari Turi. Terbagi dalam 2 bus. Awalnya siih nggak nyadar kalo ternyata 2 bus itu dibagi laki-laki dan perempuan, jadi waton masuk aja, dan baru nyadar ketika pulang -,-

Di sana, aku bisa menyaksikan sorotan mata, satu per satu dari mereka. Aaaak. Kesempatan yang luar biasa bisa membersamai mereka. Mereka, yang berjumlah sekitar 40 anak dari TK – SMK. Ada yang ngobrol, ada yang menikmati perjalanan, ada yang anteng, ada pula yang bawaannya kertas isinya lirik lagu. Satu hal yang mengesankan dalam perjalanan adalah ketika mereka sholawatan bareng. Adeeeem. Lama banget nggak nyanyi sholawatan gitu. Terima kasiih :’)
Perjalanan yang tak terlalu lama. Kamipun tiba di depan Taman Pintar. Dan kami langsung disambut oleh dua orang luar biasa Paksi sama Luqman, karena mereka-lah yang membantu kita selama di sana :D #OrangDibalikLayar.

Di taman pintar, kami masuk di gedung Oval dan Kotak. Sebelumnya, kami dikumpulkan di halaman depan. Pembagian kelompok dan pemakaian tanda pengenal. Setiap dari kami mendampingi 4- 6 anak. Hiyaah. Acak. Awalnya ada yang nggak nurut juga siih, soalnya bukan temen akrabnya. It’s no problem. Pada akhirnya akan biasa kok :D

Menyaksikan mereka bahagia adalah suatu kebahagiaan tersendiri.
Ketika setiap dari mereka menyaksikan setiap sudut ruangan yang kami jelajahi, ku saksikan gerak dan langkah mereka. Satu per satu.  Langkah yang ringan. Wajah yang berseri. 

Setiap bagian kami kunjungi. Mereka aktif sekali. Mencoba ini, mencoba itu. Ah, mereka. Sangat menikmati masa kecilnya. :’) Pada akhirnya kita menambah satu tempat yang dikunjungi. Nonton film 3 dimensi. Sebagai closing kunjungan kita di taman pintar. Nggak sampai 2 jam kami menjelajahi setiap sudut di gedung oval dan kotak itu.

Ada dua orang yang menarik perhatianku. Adik kecil cowok – cewek, yang satu seneng banget sama kamera, kalau ada yang punya kamera selalu diminta buat foto-foto. Objeknya bukan dia, tapi sesuatu yang menarik. Satu lagi phobia banget sama yang namanya foto. Setiap kali mau difoto sendirian, selalu menolak dan menghindar. Aaah, adik.... kalian... :)

Ketika kami keluar dari gedung, sudah disiapkan tempat kami untuk berkumpul. Istirahat sejenak. Sholat. Makan siang. Dan terharu ketika bapak –ibu yang mendamping mereka (adik-adik panti) membawa banyaaak sekali makanan dan buah-buahan. Kita jadi terjamin #eeh

Karena masih ada waktu sebelum dijemput bis, setelah melalui obrolan singkat, akhirnya kami nambah main ke museum Vredeburg. Terik matahari yang menyengat siang itu, sama sekali tak menghalangi langkah kaki mereka. Menikmati kebebasan yang tentu tak selalu bisa dirasakan. Berlari, penuh canda dan tawa.

Kamipun mengakhiri kegiatan sebelum Ashar. Perjalanan pulang yang mengesankan. Dalam perjalanan menuju ke Turi, tak sedikit dari mereka melepas rasa penat dan lelah, dengan istirahat (tidur). Dan ketika aku membersamai mereka di bis, adik kecil itu, Dek Kliana namanya, yang selama di Taman Pintar bersamaku. Dia kerap kali mengajakku berkomunikasi, walau dengan bahasa non verbal.

Sesampainya di Turi, dan turun dari bis, adik itu langsung menghampiriku, “Mbak, ke panti dulu kan?” aaaak. Adik. Pertanyaanmu, bikin terharu :’) kami pun berjalan beberapa meter, karena memang bis tidak bisa langsung masuk di depan panti.
Sebelum kami berpamit pulang, kami melakukan sholat berjamaah. Di teras rumah panti. Indahnya... :) ketika mereka mengambil perlengkapan sholat, menyiapkan sajadah untuk sholat. Sungguh, pembelajaran yang luar biasa. 

Kegiatan kami bersama mereka, kami akhiri dengan berpamit pulang. Menyerahkan buku, alat tulis dan sumbangan lain. Tentu ini bukan hanya dari kami, ini dari mereka-mereka yang berjiwa sosial tinggi pula. Terima kasih atas kepercayaan dan kerjasamanya :’)

Lepas dari sana. Tujuan utama kita adalah makan bersama. Setelah sama-sama letih #eeh. Tapii, kita juga punya tujuan terselubung :D  Tujuan terselubungnya adalah maen ke jembatan gantung. Setelah sempat kesasar, akhirnya sampai juga. Waaaaah. MasyaAllah. Luar biasa. Mengobati rindu dengan suasana alam. Ngapain lagi, kalau nggak foto-foto. Ya. Selain menikmati pemandangan yang indah, kami tak pernah lupa untuk mengabadikannya dengan foto bersama. :D
Setelah puas memanjakan mata, kami kembali melanjutkan perjalanan untuk makan bersama.

Perjalanan yang menyenangkan, setelah pagi ketika berangkat disuguhi dengan gunung merapi yang terlihat gagah dan rasa dingin yang menusuk pori-pori, sore ketika kita pulang pun disuguhi dengan pemandangan yang tak kalah menarik, pun lagi-lagi diberi kesempatan untuk melihat sunset di sebuah jalan desa dengan tanaman hijau yang terhampar luas.

Akhirnya. Perjalanan kami ditutup dengan makan bersama.
Lelah kita terbayar sudah, dengan ‘evaluasi’ kecil yang kita lakukan, dengan canda tawa yang kita lontarkan, dengan kegembiraan yang kita ekspresikan.
Terima kasih atas perjalanan yang luar biasa ini. Sangat berkesan dan menginspirasi.
Semoga, suatu episode nanti kita bisa mengulang perjalanan ini :’)

Selasa, 24 Maret 2015

Dari [Calon] Pendidik, Aktivis PKM sampai Pencetak Sejarah



21 Februari 2015

 [Calon] Pendidik
Hari ini, akan menjadi hari bersejarah bagiku. Bagi kita, mahasiswa UNY semester 6, khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari dimana kita dibekali untuk menjadi calon guru. Pembekalan Micro Teaching.

Pagi ini, suasana  fakultas termuda di UNY sedikit berbeda dari biasanya. Dari sekian banyak mahasiswa yang berkeliaran di fakultas, yang memang ada 2 kegiatan di hari itu. Pandanganku tertuju pada mereka yang mengenakan seragam putih-hitam. Selayaknya pelayan di restoran dan pegawai baru dalam masa training.

Aaah, kalian :’)
Mereka, termasuk akulah yang mengenakannya.
Bawahan kain hitam, atasan hem putih, dan untuk cewek mengenakan kerudung hitam.
Terlihat semakin dewasa dan berwibawa.
Setelah sekian lama kami menuntut ilmu di kampus pendidikan ini, tibalah saatnya kami akan mengabdikan diri. Mengaplikasikan ilmu yang kami dapatkan selama hampir 3 tahun ini. Dan ini langkah awal kami. Sebelum menjadi seorang pendidik.
Pembekalan Micro Teaching. Satu dari banyak hal harus kami lalui sebelum pada akhirnya kami diterjunkan di sekolah untuk mengajar.

Sengaja, pagi ini aku berangkat awal. Walau ketika sampai di kampus sudah ada satu dua orang temanku di sana. Pun ketika sudah di kelas, aku memilih bangku depan, tepat di depan pintu. Mulai ku pandangi satu per satu dari mereka yang datang. Unik, Aneh, walau ada juga yang lucu. Tak biasa, mengenakan pakaian rapi. Apalagi putih-hitam. Ada yang masih malu-malu,  dan jaket lah menjadi senjata andal mereka. Ada yang mengabadikan moment dengan foto-foto bersama, ada pula yang tampilannya berubah 180 derajat. Ada.
Allah. Lancarkan proses kami menjadi seorang  pendidik sejati. ^^

Aktivis PKM
Setelah melalui pembekalan micro di GE 2, aku berpindah di kegiatan Workshop PKM GT-AI di auditorium. Aaaak, mereka juga membuatku terharu. Dibela-belain dari Kampus Wates ke FE untuk mengikuti workshop PKM.

Walau ada beberapa yang tidak hadir, tapi ruangan itu tetap penuh, dan terlihat antusiasme mereka untuk berpartisipasi dalam PKM. Dan yang membuatku terharu lagi adalah mereka. Iya, mereka yang berseragam putih-hitam sama denganku, dan adapula yang tidak dengan seragam itu (jurusan lain). Mereka sudah tergolong menjadi mahasiswa tua, tapi mereka tetap hadir dan menyempatkan untuk ada di sana. Aaaaak, keren :’)

Semoga ini adalah langkah menuju kesuksesan,
untukmu mahasiswa FE, dan untukmu Fakultas Ekonomi.^^
Senengnya juga, bisa mendengarkan ide-ide dahsyat mereka. Pun bisa konsultasi bahkan sekedar sharing dengan dosen. Kapan lagi coba merasakan kayak gini?
Terima kasih untuk kesempatan hari ini, temen-temen Kristal. ^^

Selanjutnya, aku pulang. Diawali dengan nunggu bis yang lumayan lama dan cuaca yang tidak mendukung, dilanjutkan dengan keliling pasar Beringharjo untuk membelikan pesanan ibu, dan sekedar melihat suasana pasar. Akhirnya, tibalah di rumah.

Belum lama sampai rumah, teman-teman datang. Karena memang hari ini kami mau packing buku yang mau dibawa ke panti. Ternyata tak membutuhkan orang banyak dan waktu yang lama untuk memilih dan packing buku. Setelah maghrib, semua sudah beres dan rapi.

Pencetak Sejarah
Mungkin mereka butuh hiburan :D setelah lelah –sebenernya enggak lelah juga sih– mereka mengajakku maen. Haha. Emang. Maen ke rumahku kalo sampe malem nggak maen ke Malioboro itu nggak afdhol :D
Akhirnya kami memutuskan maen ke Malioboro berempat.  Niat awalnya siih, mau beli eskrim doang di Mall. Tapi, salah satu diantara kami mengusulkan untuk lewat Jalan Ketandan, biasanya kalo imlek ramei. Walaupun pada akhirnya zonk karena belum pembukaan :D Karena kita di tengah-tengah, bingung mau ke selatan (0 KM) atau mau ke utara (Mall). Yang akhirnya, memilih untuk ke selatan. Rara mau melunasi utang padaku, ngajak masuk SO 1 Maret, biar bisa foto malem-malem di tulisan “Benteng Vederburg” di bagian selatan monumen.
Sampai di sana....
Rame. Di dalamnya pun penuh. Tapi tak satu pintu pun terbuka masuk ke Monumen SO 1 Maret.
Ternyata. Setelah melihat mereka. Lompat pager. Aaaaak. Nggak anggun donk kalo aku ikut-ikutan :D

Jumat, 27 Februari 2015

Puncak Salah Satu Bukit di Kota Jogjakarta



20 Februari 2015

 Entah, aku lupa nama tempat itu. Tempat yang ku tahui hampir setahun yang lalu dan baru ku nikmati hari ini. Tempat indah untuk menyaksikan sang surya kembali ke peraduannya, sunset di senja hari. Ditemani dengan hamparan sawah yang hijau sejauh mata memandang, dan ketika cuaca cerah dengan gagahnya gunung merapi, merbabu dan sumbing pasti akan menyapa kita yang menyaksikannya.

Ini bermula saat aku bersama dengan beberapa ‘mantan’ PIPH UKM Penelitian 2014 mau survey tempat pelantikan pengurus baru. Jum’at, ba’da jum’atan. Itu kesepakatan awal kami untuk survey. Yang pada akhirnya, jam 14.00 lebih kami baru berangkat. Pun awalnya hampir kita cancel karena cuma ada 3 orang. Hmm. Tapi pada akhirnya berlima tambah 1 nyusul, berenam.

Tempat yang telah ku tahui sebelumnya. Hampir setahun yang lalu. Yang beberapa minggu lalu ku sampaikan pada salah seorang temanku. Aaaak, dan ternyata hari ini. Aku berkesempatan untuk mengunjunginya lagi. Tentunya dengan tujuan dan kondisi yang berbeda.

Satu tujuan ku yang harus tercapai ketika sampai di tempat itu.
Ke Bukit.
Walau aku tak terlalu mengingat jalan menuju ke sana. Tapi aku yakin, akan sampai di sana. Setelah sholat ashar, kami menyusuri perjalanan kampung yang hijau dan asri sembari survey dan menikmati pemandangan sore hari.

Belum jauh kami berjalan, kami disambut dengan pemandangan sederhana, jembatan kecil di tengah sawah. Senderhana, tapi menambah indah pemandangan sore itu. Pun ketika kami telah menemukan jalan desa, pucuk gunung merapi muncul dengan malu-malu. Ah, kau. Selalu menggoda untuk diabadikan. Berfotolah kami di situ. 

Berjalan terus, menyusuri jalan desa. Berpapasan dengan ibu-ibu bersama anak kecilnya, muda-mudi yang berkumpul, sekedar untuk menikmati sore hari, dan beberapa orang yang sedang di sawah. Ah, indah! Lumayan, liburan dan perjalanan gratis. 

Setelah sekian menit berjalan. Tibalah kami di tempat itu. Puncak salah satu bukit di kota Jogjakarta. Subhanallah. Ini Indah! :) dan ternyata, dari kami berempat baru aku yang pernah ke sana. Hah. Kalian :D

Pandangan yang tak pernah membosankan mata. Memang, Ciptaan-Nya selalu sempurna. Tak terkecuali dengan bentangan alam yang kami saksikan sore itu. Ah. Andai cuaca cerah, pasti kami akan menanti hingga sang surya berpamit pada kami dengan warna kuning keemasan, dan bulan sempurna. Semoga, suatu hari nanti. Aamiin :)

Setelah lumayan lama kami di sana, kami memutuskan untuk turun dan kembali pada rencana awal. Fiksasi kegiatan PDP. Perjalanan turun yang tak melalui jalan ketika naik. Sensasinya itu lho, luar biasa! 

Pengen tau dan pengen merasakan? Tunggu 7-8 Maret 2015 ya ! Just for you, yang membaca dan tentunya anak UKM Penelitian :D
 


Teman (?) “Tentang Perjalanan dan Kebersamaan”

19 Februari 2015

Kamis, 19 Februari 2015. Hari ini, bertepatan dengan tanggal merah, Tahun Baru Imlek yang entah ke berapa. Ketika kamu punya planning dengan liburan panjang ini (Kamis – Minggu), begitupun denganku. Tentunya, aku tak sendiri, tetapi bersama mereka. Teman-temanku. Teman baru tepatnya. Karena aku baru mengenalnya.

Seperti yang telah ku ceritakan sebelumnya, rencana mengajak temen-temen panti refreshing. Iya, hari ini kami menindaklanjuti rencana kami, yang menurutku (mungkin menurut kalian juga) terhitung ‘dadakan’. Cukup 1 minggu –tidak efektif– mempersiapkan kegiatan menuju hari H. Tidak hanya dengan 5 orang yang sebelumnya telah ke sana (Panti Asuhan Asy-Syafi’iyah), ini lebih dari itu. Ber-12 orang (Asti, Septi, Yudik, Eka, Eni, Paksi, Lukman, Dewa, Dika, Miftah, Fafa, Rais). Banyak kaaan?? :D

Guyub Community
Perjalanan pertama kami, sebelum menuju Panti Asuhan adalah ke rumah Dika, untuk fiksasi kegiatan yang akan kami lakukan. Rumahnya di daerah Pakem Selatan (kata ibu-nya), tepat dipinggir jalan. Jadi lumayan mudah mencarinya. #Eeeh, tepatnya udah ada yang tau deng, jadi nggak kesasar.

Mereka.
Ah, iri rasanya melihat kebersamaan mereka.
Pertemanan yang lebih dari sekedar teman. Pertemanan yang saling memaknai arti kebersamaan. Iya, mereka sekelas, yang dengan kesibukannya masing-masing masih saling menyempatkan untuk kebersamaan mereka. Aaaaak. Dan itu keren !

“Guyub”. Kata itu yang sering mereka ucap. Sepele mungkin, tapi bagiku, itu berpengaruh. Dalam segala hal. Pun dengan kebersamaan mereka. Iya. Dan akupun kini mengenal mereka, yang menamakan dirinya dengan sebutan “Guyub Community”. Entah sejak kapan dan dari mana kata itu muncul. Tapi kebersamaan mereka, mencerminkannya.
Andai ku mampu dan bisa, akan ku bagi cerita tentangmu untuk mereka, teman kelasku. Agar kamipun (lebih tepatnya –aku–)  tau arti teman dan kebersamaan yang sesungguhnya.

Sesampainya di rumah Dika obrolan demi obrolan kami lalui dengan santai dan kadang penuh dengan candaan juga. Dan semakin santai ketika disuguhi dengan buah rabutan hasil petikan langsung di depan rumah. Banyak hal yang kami obrolkan, terkait dengan kegiatan hari Minggu, dan diluar dari itupun bahkan lebih banyak :D

Ketika siang menjelang, mendung mulai menyapa. Gelap dan semakin gelap, yang sedikit membuat kami ingin mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan ke Panti. Aah, tapi kami sudah mempersiapkannya. Karena kami tau, resiko keluar rumah hari ini –hujan–.Keputusan kami bulat. Ke Panti. Karena ada hal yang kami butuhkan, dan harus ke sana.

Abadikan moment-mu!
Depan rumah Dika dengan rumput hijau dan beberapa pohon yang menarik pandangan mata, akhirnya kami gunakan untuk foto bersama. yaa, itung-itung biar dikira habis maen di taman mana gitu :D Entah karena tempatnya bagus, atau kameranya bagus, atau efek yang moto, tapi emang nggak keliatan kalo lagi foto di depan rumah siih :3

Mereka, yang hebat.
Perjalanan kedua kami, di Panti Asuhan Asy-Syafi’iyah.
6 motor, 12 orang. Sepi memang, tak seramai kunjungan kami sebelumnya yang hanya berlima. Ketika tiba di sana, tak satupun dari mereka (adik-adik panti) yang di teras rumah. Mungkin juga karena faktor hujan deras. Walau pada akhirnya, kami tau bahwa tak sedikit dari mereka pulang ke rumah mereka. Karena hari minggu yang biasanya mereka gunakan untuk pulang, mengharuskan mereka untuk tetap tinggal, ya demi kami. Untuk maen bareng :3 Setelah urusan kami usai dengan pengelola panti, akhirnya kami berkesempatan untuk menyapa mereka.
Rabb, betapa mereka orang-orang hebat dan luar biasa.
Mereka yang tinggal di sana, pagi menuntut ilmu di sekolah, setelah pulang mereka pun tak jemu, tetap dan harus menuntut ilmu agama di panti yang sekaligus sebagai pondok pesantren itu. Ah. Mereka adalah generasi hebat, dengan potensi mereka masing-masing.
Disaat kami menyapa, betapa sambutan hangat itu mereka persembahkan untuk kami. Walau ada yang masih sedikit malu-malu, tapi ada juga yang aktif, bahkan langsung akrab malah. Kalian :’) aku pasti akan merindukan kalian, dek. ^^

Gemercik air yang membasahi bumi Jogja bagian utara perlahan menghilang, yang tersisa hanya rintikan-rintikan lembut yang (akan) mengantarkan perjalanan pulang kami. Setelah sesaat menyapa mereka, kamipun berpamit untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Sekaligus mencari jalan untuk bis yang akan menjemput mereka di hari minggu besok, kamipun melalui jalan yang berbeda  dengan saat berangkat. Oooh, ya.. saat berangkat, kami dikejutkan dengan demo warga di pertigaan menuju panti tersebut, yang ternyata mereka demo dengan adanya penambangan pasir liar, dengan menutup jalan untuk akses roda empat, terutama truk. Itulah kenapa, kami mencari  jalan alternatif lain.

Teman (?)
Perjalanan ketiga kami, dihari yang sama. Jejamuran.
First time (again). Tempat yang asing. Hah, bukan! Menu makanan yang asing :D enggak juga deng, itu cuma bagiku kok, hehe.
Sebelum kembali ke rumah, dan setelah muter-muter Turi ditemani dengan guyuran air hujan yang ternyata semakin deras, kamipun mampir –tepatnya diajak mampir– di Jejamuran. Pelayanan yang luar biasa. Walaupun harus merasakan dingin ++ setelah kehujanan dan harus masuk di ruangan ber-AC, dan AC pun tepat di hadapan kita. 
Tapi tak apa. Hanya sesaat kami menunggu. Hidangan pun sudah tersajikan di meja. Makannya dalam hitungan menit, bahkan mungkin detik. Tapi ngobrolnya..... :D akhirnya kamipun menghabiskan waktu untuk bercengkrama dengan obrolan-obrolan ringan yang lumayan lama di tempat itu. Sebelum kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah Dika.

Lagi,  disini aku bertanya pada diriku sendiri. ‘Apa sejatinya teman? Apakah ini yang dinamakan pertemanan?’ yang pada akhirnya, akupun harus mencari jawaban dan menyimpulkan sendiri. Aah, kalian :’) Ada ikatan yang menyatukan kalian, entah apa. Tapi aku tau, itu bukan sekedar teman biasa. Yang hanya sekedar mengenal dan saling sapa. Lebih dari itu. Terima kasih atas pelajaran, pengalaman, hikmah dan perjalanan hari ini. Aku tau, akan ada hari depan yang lebih indah. Tapi perjalanan ini tak kalah hebatnya.
Aku tau, hakikat pertemanan yang sejati ^^