Sabtu, 23 Februari 2013

Monitoring dan Evaluasi Hasil Mahasiswa Bidik Misi UNY


By : Riqi Astuti 
Beasiswa bidik misi untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan beasiswa dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) yang sudah berjalan 3 tahun terakhir sejak 2010. Oleh sebab itu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggara Monitoring dan Evaluasi (Monev) Hasil Studi Penerima Beasiswa bidik misi setiap akhir semester sebagai wujud pertanggungjawaban universitas pada masyarakat dan negara.
Monev akhir semester gasal 2013 dilaksanakan jum’at (1/2) di Auditorium UNY. Acara tersebut dibagi menjadi 2 termin. Termin pertama bagi mahasiswa bidik misi  angkatan 2012 sebanyak 1.100 mahasiswa pada pukul 09.00 WIB. Kemudian pukul 13.00 WIB diperuntukkan bagi mahasiswa bidik misi angkatan 2011 dan 2010 sebanyak 900 mahasiswa. Acara tersebut dihadiri jajaran rektorat dan perwakilan dekanat dari masing-masing fakultas.
Acara monev diawali pemaparan Dr. Moch. Alip, M.A., Wakil Rektor II. Alip menyampaikan beberapa point penting yang perlu diketahui mahasiswa bidik misi yakni universitas secara periodik melaporkan penyerahan uang dan ketercapaian Indeks Prestasi (IP) rata-rata mahasiswa bidik misi UNY kepada DirJen Dikti sebagai wujud pertanggungjawaban. Penundaan dan keterlambatan transfer uang kepada mahasiswa bukan karena dana mengendap di universitas, tetapi karena masalah teknis. Uang tersebut langsung dikeluarkan dari kas negara dan universitas hanya menyampaikan surat permintaan pengiriman.
Kegiatan Bakti Lingkungan yang dilakukan oleh mahasiswa bidik misi beberapa waktu lalu perlu diapresiasi dan ditingkatkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerima bidik misi bukan hanya menerima dana dari negara tetapi juga dapat mengabdi di lingkungan masyarakat.
Lebih lanjut Alip menyampaikan bahwa mahasiswa harus berfikir lulus, tidak terkecuali dengan mahasiswa bidik misi angkatan 2012. Walaupun pemberian beasiswa bidik misi selama 8 semester tetapi mahasiswa tetap harus berfikir untuk lulus cepat dan melupakan hak uang bidik misi yang belum sepenuhnya habis.
“Kalian akan mendapatkan uang lebih dari uang bidik misi yang tidak kalian ambil karena sudah lulus. tidak akan merugikan siapapun. Kalian untung, pemerintah dan universitas juga untung”, Kata Wakil Rektor II meyakinkan mahasiswa.
Alip juga mengharapkan  agar mahasiswa membentuk kepengurusan mahasiswa bidik misi dari tingkat program studi hingga universitas. Hal tersebut dimaksudkan agar penyampaian informasi kepada seluruh mahasiswa penerima bidik misi dapat terlaksana dengan cepat, efisien dan efektif.
Kemudian Dr. Sumaryanto, M.Kes., Wakil Rektor III menyampaikan tentang kewajiban mahasiswa bidik misi untuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaan baik dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Diharapkan setiap waktunya ada mahasiswa bidik misi yang berkontribusi dalam mengharumkan negara dan universitas dengan memenangkan perlombaan. Selain itu Sumaryanto menyampaikan agar mahasiswa berhati-hati dengan modus penipuan yang mengatasnamakan Rektor dan Wakil Rektor III untuk mengikuti kegiatan melalui telpon dan sms. Sudah ada beberapa mahasiswa yang tertipu dengan mentranfer uang jutaah rupiah. Surat tugas mahasiswa untuk mengikuti kegiatan selalu dalam bentuk informasi tertulis.
            Sementara Moh. Slamet, M.Si. menyampaikan informasi beasiswa bidik misi. Pembatalan status penerima beasiswa bidik misi dapat dilakukan apabila mahasiswa tidak aktif dalam kemahasiswaan, mengambil cuti kuliah, menikah dan secara berturut-turut mendapat IP kurang dari 2,75.
Sesi terakhir adalah informasi dari kepala bagian keuangan dan pengisian monitoring online mahasiswa. Tranfer uang bidik misi mulai 2013 dilakukan tiap triwulan. Setiap akhir semester mahasiswa wajib melaporkan penggunaan uang bidik misi dan ketercapaian IP secara online melalui website sistem informasi akademik mahasiswa.
            Acara monev diakhiri dengan tanya jawab mahasiswa mengenai bidik misi. universitas juga membagikan flash disk gratis kepada seluruh mahasiswa bidik misi. selain itu juga diumumkan mahasiswa yang memperoleh IP terbaik.

Riqi Astuti
Pendidikan Akuntansi UNY

BEM FE Menggelar acara Share and Care


By : Riqi Astuti 
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi kembali menggelar acara Share and care dengan jajaran dekan FE UNY jum’at (9/11) di auditorium FE. Acara ini bertemakan “Grand design for the furure of Faculty Economic” yang dikemas dengan acara dialog interaktif. Share and Care bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi untuk menyampaikan aspirasinya demi memperbaiki FE yang baru satu tahun berdiri.
Share and Care diawali dengan menyanyikan lagu indonesia raya dan disuguhi penampilan tari dari mahasiswa jurusan Pendidikan Adminstrasi Perkantoran. Kemudian dilanjutkan sambutan oleh ketua panitia Gagah Ari Prakoso yang menyampaikan supaya dalam acara tersebut mahasiswa dapat aktif menyampaikan aspirasinya demi menjadikan FE lebih baik. Acara ini dihadiri oleh Dekan dan Wakil dekan FE UNY yang dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi Drs. Sugiharsono sekaligus menyampaikan sambutannya.
            Drs. Sugiharsono selaku Dekan Fakultas Ekonomi dalam sambutan sekaligus pemamaran materi menyampaikan bahwa pihak Dekanat khususnya dan Civitas akademika Fakultas Ekonomi berusaha dengan keras untuk mampu membawa Fakultas Ekonomi lebih baik lagi, Beliau juga menyampaikan, “Fakultas Ekonomi harus mampu melahirkan ekonom pendidik dan ekonom murni yang bertaqwa, karena semua dibangun dari spiritual”. Fakultas ekonomi akan segera melakukan revitalisasi kurikulum dikarenakan kurikulum di Fakultas Ekonomi masih tercampur dengan Fakultas Ilmu Sosial, yang dahulunya menjadi satu fakultas. Revitalisasi Kurikulum tersebut akan memuat tiga hal pokok yakni ketaqwaan, kemandirian dan ketrampilan. Sehingga  mampu menghasilkan ekonom yang jujur, bertaqwa dan tidak ada lulusan Fakultas Ekonomi UNY yang korupsi. Untuk mencapai hasil tersebut, pihak dekanat juga menganjurkan kepada dosen yang lulusan S2 melanjutkan studi S3 dan dosen yang sudah S3 juga dianjurkan untuk memperbanyak menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah
Dalam pemaparannya jajaran dekanat juga menyampaikan tentang sarana dan prasarana yang diberikan Fakultas Ekonomi, bahwa di tahun 2014 mahasiswa sudah dapat menempati gedung baru yang dibangun dengan empat lantai, dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang layak. Fakultas Ekonomi sampai saat ini sudah melakukan kerjasama dengan enam universitas di luar negeri dan tahun 2013 akan memberangkatkan kurang lebih 15 mahasiswa untuk mengikuti students exchange.
Acara Share and Care yang yang diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa dan dimoderatori oleh Malinda berlangsung lancar. Mahasiswa turut berpartisipasi aktif dalam mengikuti acara tersebut dengan menyampaikan aspirasi, ide dan juga kritik saran demi kemajuan FE UNY. Dialog ini di akhiri dengan pemberian kenang-kenangan BEM FE kepada Dekanat.
            Acara share and care ditutup dengan pembagian doorprize dan disuguhi penampilan band dari hima akuntansi dan hima manajemen. Dengan acara share and care tersebut diharapkan Fakultas Ekonomi menjadi fakultas yang unggulan dengan menghasilkan mahasiswa yang berkarakter dan mampu mengembangkan ekonomi kerakyatan.

Riqi Astuti
Pendidikan Akuntansi UNY

[Opini] Implementasi Kurikulum 2013 di Dunia Pendidikan


By : Riqi Astuti

Baru-baru ini dunia pendidikan digencarkan berita penerapan kurikulum 2013. Kemendikbud turun tangan secara langsung dengan uji coba publik pengembangan kurikulum 2013. Hal tersebut dilakukan di media online wilayah Jakarta, Yogyakarta, Makasar, Medan dan Denpasar. Alhasil rancangan penerapan kurikulum baru menuai pro dan kontra ­dari praktisi pendidikan.
Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini akan diperbaharui menjadi kurikulum 2013.
Perubahan yang dilakukan kemendikbud dari tahun ke tahun selalu berlandaskan perubahan konseptual saja. Secara praktis, kebiasaan lama tidak pernah berubah sesuai wacana kurikulum baru. Hal itu menyebabkan kurikulum pendidikan di Indonesia belum berjalan baik.
Lahirnya kurikulum 2013 dilandasi berbagai fenomena di masyarakat. Diantaranya, kemajuan teknologi informasi, masalah globalisasi, merosotnya moral di kalangan pelajar seperti perkelahian pelajar, narkoba, kecurangan dalam ujian. Presepsi masyarakat menganggap pendidikan terlalu menitikberatkan aspek kognitif. Beban siswa dalam menerima pelajaran pun terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran. selain itu, kurangnya muatan pendidikan karakter siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum 2013.
Pencanangan diterapkannya kurikulum 2013 masih memiliki banyak kekurangan. Perubahan kurikulum 2013 tidak didasarkan evaluasi kurikulum 2006 (KTSP). Penerapan kurikulum juga belum kontekstual sehingga masih terjadi paradoks antara world knowladge dengan school knowladge. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 belum memperhitungkan kesiapan, kapasitas dan kompetensi guru. Selain itu kurikulum yang diterapkan cenderung membuat guru menjadi objek pembelajaran. Kegagalan sosialisasi kurikulum sebelumnya membuat sebagian praktisi pendidikan belum mencapai hasil maksimal. Realitanya, kurikulum belum sempat ditelaah sudah berganti kurikulum baru. Pemangku kepentingan hanya sibuk ‘mengotak-atik’ aspek dokumen tertulis, bukan aspek urgent yang dipelajari guru maupun siswa. Hal tersebut membuat kerancuan tersendiri penggunaan kurikulum khususnya para siswa.
Untuk mengatasi kekurangan penerapan kurikulum baru perlu adanya sinergi antara pemerintah, guru dan peserta didik. Kurikulum nasional di Indonesia seharusnya disesuaikan tujuan pendidikan nasional yang diatur secara proposional. Kurikulum harus relevan dengan keadaan zaman, karena sejatinya kurikulum diterapkan tidak boleh bias dengan fenomena di masyarakat. Tolok ukur kelulusan siswa juga tidak hanya ditentukan pemerintah. Guru seharusnya memiliki andil, karena guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi baik sikap, kemampuan maupun pengetahuan. Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membuat kurikulum tidak sesuai dengan keadaan zaman. Pemerintah sebaiknya membuat timelate kurikulum, sehingga kurikulum tertata dalam perubahannya.
Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013 dituntut menjadi pengajar yang mampu meramu komponen kurikulum 2013 secara cepat dan tepat yakni standar isi, proses, penilaian dan kompetensi lulusan. Sehingga mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan global.
Peserta didik juga harus menyadari bahwa pendidikan diperlukan untuk menjawab tantangan global. Siswa juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013.
Riqi Astuti
Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta





[Feature] “Pemutaran Film menjadi Daya Tarik Pengunjung”

By : Riqi Astuti
Ketertarikan pelajar dan mahasiswa pada film layar lebar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari padatnya bioskop-bioskop saat launching film. Tempat wisata yang memberikan fasilitas ruang pemutaran film selayaknya bioskop menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Salah satunya adalah Museum Pendidikan Indonesia (MPI) yang terletak di kompleks kampus pusat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
MPI merupakan museum yang digunakan untuk menggambarkan perkembangan pendidikan Indonesia dengan berbagai koleksi berupa visualisasi tokoh, simbol, gagasan, dokumen ataupun alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. Koleksi-koleksi tersebut berasal dari hibah, pembelian dan barter dengan museum lain.
Diresmikan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 8 Juli 2008, MPI terus berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pengujung yang ingin mengetahui tentang pendidikan masa lalu dan perkembangannya. Setelah persemian, MPI telah melakukan renovasi sebanyak 2 kali, sehingga tahun 2009 lalu MPI memiliki Ruang Sinema yang saat ini menjadi icon paling diminati pengunjung.
Ruang sinema berkapasitas 116 kursi dilengkapi dolby surround sound system dan screen lebar di bagian depan membuat tempat tersebut tidak kalah bagusnya dengan biskop. Ruang Sinema digunakan MPI untuk menyambut rombongan pengunjung. Disamping itu juga untuk memutar dan mendiskusikan film berkaitan dengan pendidikan.
Koleksi film yang dimiliki MPI baik dari dalam maupun luar negeri memberikan keleluasaan pengunjung untuk memilih sendiri film yang akan diputar dan didiskusikan. Hal tersebut dimaksudkan agar pengunjung antusias dalam menyaksikan.
Film “Si Anak Kampoeng” yang menceritakan seorang guru bangsa, Buya Syafi’i Ma’arif merupakan salah satu film yang ditawarkan kepada pengunjung. Berlatar belakang tahun 1930-1950-an film ini menceritakan seorang anak terpandang di Sumpur Kudus, Sumatra Selatan yang telah ditinggal ibunya sejak ia masih bayi. Ia mendapatkan banyak rintangan yang harus dilalui. Menginjak dewasa ia dihadapkan oleh dua pilihan untuk terus maju dan menjadi seperti ayahnya atau pergi merantau dan menjadi lebih dari apa yang diharapkan ayahnya. Selain film tersebut MPI juga memiliki beberapa film lain seperti Sang Pemimpi, Laskar Pelangi, Sang Pencerah dan masih banyak lagi.
Pemutaran film diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan menjadi sarana pendidikan karakter bagi pengunjung. Tanpa menunggu antrian panjang dan mengeluarkan biaya masuk bioskop, pengunjung sudah dapat menyaksikan sekaligus mendapatkan pelajaran dari film tersebut.
Selain ruang sinema yang tidak kalah menariknya dengan bioskop, MPI yang dahulu merupakan gedung bekas rektorat pertama IKIP Yogyakarta juga memiliki koleksi-koleksi lain. Pengunjung dapat mengetahui Menteri Pendidikan Indonesia pertama hingga saat ini, diorama kelas dan peralatan pembelajaran zaman dulu, visualisasi aktivitas kependidikan dan kegiatan tokoh-tokoh pendidikan seperti R.A. Kartini dan Ki Hajar Dewantara. Media pembelajaran sejak menggunakan mesin ketik manual hingga komputer, mesin pengganda dokumen dan media lain seperti alat pengukur masa, microscope dan tegangan bolak-balik juga terdapat dalam museum tersebut.
MPI juga menyediakan area yang dapat digunakan untuk even-even tertentu baik dari MPI sendiri maupun dari pihak luar. Festival Dalang Cilik yang bertujuan untuk menanamkan pendidikan kebudayaan kepada anak sejak dini merupakan salah satu even yang dilaksanakan MPI. Belum lama ini MPI juga digunakan sebagai tempat seleksi guru Indonesia Mengajar oleh pihak luar.
Beberapa universitas juga mendirikan museum pendidikan seperti MPI, hanya saja museum tersebut menceritakan perjalanan pendidikan di universitas yang bersangkutan.
“Pendirian museum dibeberapa universitas menggambarkan bahwa masyarakat saat ini sudah menganggap penting pengetahuan tentang pendidikan di negeri ini. MPI dapat dijadikan sebagai tempat menimba ilmu yang tidak diperoleh di dalam kelas”, kata Asnan Arifin, tour guide MPI.
Lebih lanjut Asnan menyampaikan MPI dapat dijadikan sebagai media pembentuk kepribadian peserta didik, karena pengunjung mendapatkan penjelasan perjalanan pendidikan di Indonesia dilengkapi dengan fakta-fakta sejarah. Sehingga pengunjung dapat mengetahui arti pendidikan sebenarnya.
MPI memberikan wadah bagi mahasiswa yang mengapresiasi dan ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas MPI. Wadah tersebut berupa komunitas terbuka bernama “Sahabat Museum Pendidikan”. Anggota komunitas tidak terbatas mahasiswa UNY saja, melainkan terbuka untuk umum. Sahabat Museum Pendidikan akan membantu MPI ketika menyelenggarakan maupun mengikuti acara.